Pendahuluan Dilatasi dan Kuretase
Dilation and curettage (D&C) atau dilatasi dan kuretase adalah prosedur dimana dilasi serviks digunakan untuk memungkinkan instrumen masuk ke dalam uterus dan kavitas endometrium dikosongkan atau diambil sampelnya menggunakan kuret. Dilatasi dan kuretase dapat digunakan untuk indikasi terapeutik dan diagnostik pada wanita yang sedang hamil ataupun yang tidak. Kuretase yang digunakan bisa kuretase tajam atau hisap (suction).[1,2]
Dilatasi dan kuretase dapat dilakukan dalam manajemen abortus, mola hidatidosa, polip, perdarahan uterus abnormal, perdarahan postpartum, menometroragia, kecurigaan adanya malignansi, dismenore, oligomenorrhea, amenorrhea, dan pemeriksaan lebih lanjut terkait infertilitas.[3,4]
Dilaporkan sebanyak 43% perempuan yang pernah hamil setidaknya pernah mengalami satu kali abortus selama hidupnya. Risiko abortus semakin meningkat sejalan dengan usia dan jumlah paritas.[4]
Selain terjadinya abortus inkomplit, salah satu indikasi kuretase adalah tertinggalnya sisa jaringan plasenta dalam uterus setelah proses melahirkan. Hal ini dilaporkan terjadi pada 3% kelahiran per vaginam, dan menjadi penyebab sekitar 6% perdarahan postpartum.[1]
Dilatasi dan kuretase merupakan prosedur yang aman bila dilakukan sesuai prosedur. Komplikasi yang mungkin timbul dari tindakan ini antara lain perforasi uterus, laserasi vagina, laserasi serviks, dan peningkatan risiko perdarahan postpartum pada kehamilan selanjutnya.[5,6]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri