Pengawasan Klinis Lenograstim
Pengawasan klinis penggunaan lenograstim terdiri dari pengawasan efek terapi maupun efek samping obat. Pengawasan dilakukan dengan pemeriksaan klinis serta pemeriksaan laboratorium.[1,16,18,19]
Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis pada pasien yang mendapatkan terapi lenograstim untuk memantau timbulnya efek samping. Terutama efek samping yang fatal adalah:
Pulmonary adverse effect, seperti demam, batuk, hemoptisis, dispnea, hipoksia, dan penurunan fungsi paru. Untuk memastikan, diperlukan pemeriksaan penunjang rontgen paru, akan terlihat gambaran infiltrat paru. Tanda dan gejala tersebut merupakan tanda awal acute respiratory distress syndrome (ARDS), sehingga perlu dilakukan perawatan medis yang tepat dan pertimbangkan untuk menghentikan terapi lenograstim[1,3,16]
Capillary leak syndrome, yang ditandai hipotensi, dan edema. Pemeriksaan penunjang laboratorium menunjukkan hemokonsentrasi dan hipoalbuminemia. Terapi lenograstim harus segera diberhentikan dan segera lakukan perawatan intensif serta pengobatan simptomatik untuk mengatasi efek samping tersebut[1,3,16]
Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
Diperlukan pemeriksaan hematologi yang terdiri dari jumlah leukosit, hitung jenis leukosit, dan absolute neutrophil count (ANC) untuk melihat keberhasilan terapi obat lenograstim. Terapi obat lenograstim dapat dihentikan segera bila jumlah leukosit > 50 x 109/L setelah nadir tercapai dan jumlah ANC ≥8.000/mm3.[1,3,16]
Pemeriksaan laboratorium lain yang perlu dilakukan secara berkala adalah untuk memantau efek samping obat, meliputi:
- Fungsi hati, yaitu SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase), SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase), dan alkaline phosphatase (ALP), dilakukan sebelum dan sesudah terapi lenograstim
- Fungsi ginjal, terdiri dari kadar ureum dan kreatinin, yang dilakukan sebelum dan sesudah terapi lenograstim
- Hematologi, terutama jumlah trombosit, dilakukan sebelum terapi lenograstim pada pasien dengan riwayat trombositopenia, serta bila terdapat tanda dan gejala perdarahan selama terapi
- Kadar serum albumin darah dilakukan bila terdapat tanda dan gejala capillary leak syndrome
- Rontgen toraks dilakukan sebelum terapi lenograstim untuk meminimalisasi risiko pulmonary adverse effect, terutama pada pasien dengan riwayat infiltrat paru dan pneumonia. Pemeriksaan juga dapat dilakukan bila terdapat tanda dan gejala awal ARDS selama terapi
Ultrasonografi abdomen dilakukan sesudah maupun selama pemberian terapi lenograstim, terutama bila ditemukan tanda splenomegali[1,3,16]