Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi dan Peringatan Lorazepam general_alomedika 2022-12-23T07:23:41+07:00 2022-12-23T07:23:41+07:00
Lorazepam
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Kontraindikasi dan Peringatan Lorazepam

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan
Share To Social Media:

Kontraindikasi lorazepam adalah pada pasien dengan hipersensitivitas pada komponen obat ini, serta beberapa keadaan lain seperti glaukoma akut sudut sempit. Perhatian khusus harus diberikan pada pasien menyusui, pasien dengan depresi, gangguan pernapasan, gangguan ginjal, dan gangguan hepar. Peringatan juga diberikan pada penggunaan lorazepam bersamaan dengan opioid karena dapat menyebabkan efek sedasi berat, depresi pernapasan, koma dan bahkan kematian.

Kontraindikasi

Penggunaan lorazepam dengan opioid harus dihindari sebisa mungkin. Penggunaan bersama opioid dapat menyebabkan sedasi dalam yang berujung pada depresi pernafasan, koma dan kematian. Penggunaan lorazepam bersamaan dengan opioid hanya dapat dilakukan pada:

  • Pasien yang tidak dapat menggunakan alternatif pengobatan lainnya
  • Dosis yang serendah mungkin dan durasi yang paling singkat
  • Pemantauan berkala terhadap tanda dan gejala depresi pernafasan dan sedasi pada pasien dapat dilakukan

Kontraindikasi penggunaan lorazepam adalah:

  • Hipersensitivitas
  • Glaukoma akut sudut sempit

  • Akses dan pemberian obat secara intravena
  • Depresi nafas hebat
  • Sleep apnea
  • Penggunaan pada bayi prematur dengan dosis injeksi

Peringatan

Penggunaan lorazepam bersamaan dengan opioid meningkatkan kemungkinan terjadinya depresi pernafasan. Pasien yang mengkonsumsi lorazepam sebisa mungkin menghindari mengemudi dan mengoperasikan mesin karena akan menurunkan kemampuan konsentrasi dan pengambilan keputusan.

Penggunaan lorazepam pada malam hari dapat menimbulkan efek hangover yang mempengaruhi kemampuan mengemudi di hari berikutnya. Penggunaan lorazepam baik sebagai monoterapi atau dikombinasikan dengan golongan benzodiazepin lain dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat dan berpotensi menyebabkan depresi pernafasan.

Pada pasien lanjut usia, efek sedasi dapat terasa lebih berat oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan rutin dan dievaluasi apakah perlu penyesuaian dosis. Pemberian lorazepam pada neonatus dapat menyebabkan “gasping syndrome” yang fatal dan meningkatkan risiko kernikterus terutama pada bayi prematur.

Penggunaan jangka panjang, terutama pada pasien dengan riwayat ketergantungan obat, dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikis. Penggunaan jangka pendek, 2-4 minggu, menurunkan risiko ketergantungan.

Harus dilakukan evaluasi berkala berkaitan dengan keberhasilan terapi dan langkah terapi yang harus dilakukan pada pasien. Jangan menghentikan penggunaan secara tiba-tiba terutama pasca penggunaan jangka panjang. Dosis obat diturunkan perlahan sebelum dihentikan.

Hiperaktif atau perilaku agresif pernah dilaporkan pada penggunaan lorazepam. Reaksi paradoksikal juga dapat bermanifestasi sebagai meracau, emosi meledak-ledak, dan tindakan anti sosial.[15]

Hal lain yang menjadi perhatian khusus adalah penggunaan obat yang memiliki efek sedasi pada anak dan ibu hamil. Studi pada hewan menunjukkan bahwa pemberian obat sedatif dan anestesi lebih dari 3 jam dapat memblokade reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA) dan merangsang aktivitas gamma aminobutyric acid (GABA) yang menyebabkan apoptosis neuron pada otak yang sedang berkembang, akibatnya terjadi defisit kognitif jangka panjang.

Penghentian Pengobatan

Penghentian pengobatan dengan benzodiazepin, termasuk lorazepam harus dilakukan secara bertahap. Penghentian pengobatan tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus obat. Gejala putus obat yang muncul berupa kebingungan, gangguan psikosis, kejang hingga kondisi mirip delirium tremens.

Pasca penggunaan benzodiazepin jangka panjang, gejala putus obat dalam muncul hingga 3 minggu pasca penghentian obat terakhir. Pada penggunaan jangka pendek, gejala putus obat muncul dalam hitungan jam. Gejala-gejala awal yang mungkin terjadi adalah insomnia, ansietas, hilangnya nafsu makan, turunnya berat badan, tremor, tinitus, dan gangguan persepsi.

Prinsip penurunan dosis benzodiazepin dapat dilakukan secara bertahap yakni:

  • Turunkan dosis sekitar 1/8 (dalam rentang ¼ hingga 1/10) dari total dosis sehari sebelumnya
  • Penurunan dosis dilakukan setiap 4 hari
  • Penurunan dosis dilakukan dengan penurunan dosis siang terlebih dahulu

Apabila terjadi gejala putus obat, pertahankan penggunaan obat pada dosis tersebut hingga gejala membaik. Turunkan dosis setelah gejala putus obat membaik, karena lebih baik menurunkan dosis obat lebih lama dibanding terlalu cepat.

Penghentian total pada masing-masing pasien bervariasi. Penghentian dapat terjadi dalam 4 minggu hingga 1 tahun atau bahkan lebih.

Konseling dapat membantu persiapan pasien dalam mengurangi gejala sehingga dapat dilakukan penurunan dosis obat.

Jangan menggunakan antipsikosis selama terjadi gejala putus obat karena akan memperparah gejala.[15]

 

 

Direvisi oleh: dr.  Dizi Bellari Putri

 

Referensi

15. Pusat Informasi Obat Nasional BPOM. Benzodiazepin. 2017. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-4-sistem-saraf-pusat/41-hipnosis-dan-ansietas/412-ansietas/benzodiazepin

Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...
Pengawasan Klinis Lorazepam

Artikel Terkait

  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
  • Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
    Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
  • Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
    Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
  • Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi
    Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibuat 30 April 2025, 21:17
Buku psikiatri anak dan remaja beserta obat dan dosisnya
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
0 Balasan
Alo dokter. Ada yang tau gak buku psikiatri anak dan remajaBerserta dosis2 obatnya?Terimakasih
Anonymous
Dibalas 01 Februari 2025, 08:46
Terapi insomnia dan ansietas pada pasien usia kerja
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, mhn arahan dan step terapi mengenai pasien usia kerja 30-35 thn dg kecenderungan insomnia dan ansietas....jika mungkin ada gangguan psikotik,...
Ariyadi
Dibalas 30 November 2024, 10:07
Kejang pada anak dengan riwayat kejang sebelumnya
Oleh: Ariyadi
1 Balasan
Izin dok, anak kejang 2 kali dengan rentan waktu 7jam kejang selama kurang lebih 30detik, mata keatas kedip" badan dan badan gemetar, kejang terjadi sudah yg...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.