Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Dry Eye Syndrome general_alomedika 2023-04-18T11:35:02+07:00 2023-04-18T11:35:02+07:00
Dry Eye Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Dry Eye Syndrome

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Dry eye syndrome atau keratokonjungtivitis sicca adalah gangguan pada lapisan air mata dengan penyebab multifaktorial yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada permukaan mata. Dry eye syndrome dapat disebabkan oleh defisiensi air mata atau evaporasi yang berlebihan, yang dapat merusak permukaan okular interpalpebral, dan menimbulkan gejala okular.[1]

Patofisiologi dry eye syndrome (DES) dipengaruhi banyak faktor, mulai dari inflamasi pada permukaan mata, kelainan kelenjar lakrimal, disfungsi kelenjar meibom, dan defisiensi neurotropik. Kelainan-kelainan tersebut berdampak pada gangguan produksi air mata, meningkatnya evaporasi air mata, dan kualitas air mata yang buruk. Gangguan keseimbangan lapisan air mata tersebut lambat laun akan menyebabkan kerusakan pada permukaan mata.[2]

Dry Eye Syndrome-min

Diagnosis DES biasa dilakukan berdasarkan klinis pasien, berupa rasa gatal dan perih pada mata, iritasi, fotofobia, mata merah dan nyeri, hingga penglihatan kabur. Belum ada pemeriksaan penunjang baku emas untuk menegakkan diagnosis.[2]

Terapi DES yang sudah disetujui Food and Drug Administration (FDA) sebagai terapi untuk dry eye syndrome, yakni siklosporin dan lifitegrast. Artificial tears juga dapat diberikan. Terapi nonmedikamentosa yang dapat dilakukan mulai dari penggunaan kacamata moist chamber, lensa kontak bandage hidrofilik, pemasangan sumbat pungtum lakrimal, hingga tindakan bedah.[3]

Prognosis DES, terutama derajat ringan hingga sedang pada umumnya baik. Biasanya pasien akan merespons pengobatan, dan gejala berkurang. Prognosis kurang baik dapat terjadi pada DES berat yang berhubungan dengan sindrom Sjogren. Komplikasi yang dapat terjadi akibat DES adalah ulkus kornea yang bisa berkembang menjadi endoftalmitis, perforasi kornea, bahkan kebutaan.[2,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Lollet IV, Galor A. Dry eye syndrome: developments and lifitegrast in perspective. Clin Ophthalmol. 2018;12:125-139. doi:10.2147/OPTH.S126668
2. Golden MI, Meyer JJ, Patel BC. Dry Eye Syndrome. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470411/
3. Song P, Xia W, Wang M, et al. Variations of dry eye disease prevalence by age, sex and geographic characteristics in China: a systematic review and meta-analysis. Journal of Global Health. 2018;8(2):020503.
4. Chiang TTS. Dry Eye Disease (Keratoconjunctivitis Sicca). Medscape. 2022 https://emedicine.medscape.com/article/1210417-overview#a1
5. Aggarwal S, Galor A. What's new in dry eye disease diagnosis? Current advances and challenges. F1000 Research. 2018;7:1952. https://doi.org/10.12688/f1000research.16468.1.
6. Bhavsar AS, Bhavsar SG, Jain SM. A review on recent advances in dry eye: Pathogenesis and management. Oman J Ophthalmol. 2011;4(2);50-56. doi: 10.4103/0974-620X.83653.
7. Pflugfelder SC, de Paiva CS. The pathophysiology of dry eye disease: What we know and future directions for research. AAO. Ophthalmology. 2017;124:S4-S13. http://dx.doi.org/10.1016/j.ophtha.2017.07.010
8. Kaur, DOS., Larsen, DOH., and Nattis, DOA. “Primary Care Approach to Eye Conditions”. Osteopathic Family Physician, Vol. 11, no. 2, Apr. 2019, https://ofpjournal.com/index.php/ofp/article/view/581.
9. Uchino M, Uchino Y, Dogru M, et al.: Dry eye disease and work productivity loss in visual display users: the Osaka study. Am J Ophthalmol. 2014;157(2):294–300. 10.1016/j.ajo.2013.10.014
10. Tsubota K, Pflugfelder SC, Liu Z, et al. Defining Dry Eye from a Clinical Perspective. Int J Mol Sci. 2020 Dec 4;21(23):9271. doi: 10.3390/ijms21239271.
11. Akpek EK, Amescua G, Farid M, et al; American Academy of Ophthalmology Preferred Practice Pattern Cornea and External Disease Panel. Dry Eye Syndrome Preferred Practice Pattern®. Ophthalmology. 2019 Jan;126(1):P286-P334. doi: 10.1016/j.ophtha.2018.10.023.
12. PERDAMI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Dry Eye. 2019 https://perdami.or.id/wp-content/uploads/2022/03/PNPK-Dry-Eye-Final.pdf
13. 11. Messmer EM. The pathophysiology, diagnosis, and treatment of dry eye disease. Dtsch Arztebl Int. 2015;112:71-82. DOI: 10.3238/arztebl.2015.0071.
14. Ryder EC, Benson S. Conjunctivitis. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541034/
15. Eberhardt M, Rammohan G. Blepharitis. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459305/
16. Ting DSJ, Ho CS, Deshmukh R, et al. Infectious keratitis: an update on epidemiology, causative microorganisms, risk factors, and antimicrobial resistance. Eye (Lond). 2021 Apr;35(4):1084-1101. doi: 10.1038/s41433-020-01339-3.
17. Masmali AM, Purslow C, Murphy PJ. The tear ferning test: a simple clinical technique to evaluate the ocular tear film. Clinical and Experimental Optometry. 2014;9(7):399-406. https://doi.org/10.1111/cxo.12160
18. Milner MS, Beckman KA, Luchs JI, Allen QB, Awdeh RM, Berdahl J, et al. Dysfunctional tear syndrome: dry eye disease and associated tear film disorders-new strategies for diagnosis and treatment. Current Opinion in Ophthalmology. 2017;28(1):p1-44.
19. Schultz C. Safety and efficacy of cyclosporine in the treatment of chronic dry eye. Ophthalmology and Eye Diseases. 2014;6:37-42.
20. Jones L, Downie LE, Korb D, et al. TFOS DEWS II Management and Therapy Report. Ocul Surf. 2017 Jul;15(3):575-628. doi: 10.1016/j.jtos.2017.05.006.
21. Giannaccare G, Pellegrini M, Sebastiani S, et al. Efficacy of Omega-3 Fatty Acid Supplementation for Treatment of Dry Eye Disease: A Meta-Analysis of Randomized Clinical Trials. Cornea. 2019 May;38(5):565-573. doi: 10.1097/ICO.0000000000001884.
22. Perry HD. Dry eye disease: pathophysiology, classification, and diagnosis. Am J Manag Care. 2008;14:S79-S87. https://www.ajmc.com/journals/supplement/2008/2008-04-vol14-n3suppl/apr08-3141ps079-s087
23. Sjogren’s Foundation. Simple Solutions for Dry Eye. 2022 https://www.sjogrens.org/sites/default/files/inline-files/Dry%20Eye%20Patient%20Education%20Sheet.pdf
24. American Optometric Association. Dry eye. 2022 https://www.aoa.org/healthy-eyes/eye-and-vision-conditions/dry-eye?sso=y#:~:text=Dry%20eye%20is%20a%20condition,problem%2C%20particularly%20in%20older%20adults.

Patofisiologi Dry Eye Syndrome

Artikel Terkait

  • Migraine dan Risiko Dry Eye Syndrome
    Migraine dan Risiko Dry Eye Syndrome
  • Peraturan 20-20-20 untuk Menjaga Kesehatan Mata
    Peraturan 20-20-20 untuk Menjaga Kesehatan Mata
  • Bukti Ilmiah Pemberian Air Mata Buatan untuk Sindrom Mata Kering
    Bukti Ilmiah Pemberian Air Mata Buatan untuk Sindrom Mata Kering
  • Vitamin D untuk Manajemen Dry Eye Syndrome di Masa Pandemi COVID-19
    Vitamin D untuk Manajemen Dry Eye Syndrome di Masa Pandemi COVID-19
  • Varenicline Nasal Spray Sebagai Terapi Dry Eye Syndrome
    Varenicline Nasal Spray Sebagai Terapi Dry Eye Syndrome

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 Oktober 2024, 07:33
Pemberian obat tetes mata untuk dry eye syndrome anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya TS, sebenarnya cendo lyters itu apakah diperbolehkan diberikan pada anak dibawah 6 tahun? Mohon asupannya TS 🙏
Anonymous
Dibalas 11 Agustus 2023, 08:06
Dry eyes pada anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Malam dok,Saya beberapa kali mendapatkan pasien Anak dgn keluhan sering kucek mata sejak 2 hari. Keluhan gatal dan perih tidak dijawab (blm kooperatif)...
dr. Ramadhan Harya Puja Kusuma
Dibalas 31 Maret 2023, 21:27
Mata merah, disertai rasa gatal dan mengganjal di bagian kanan
Oleh: dr. Ramadhan Harya Puja Kusuma
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, saya menemukan kasus tn x 30th dengan keluhan mata merah, disertai rasa gatal dan mengganjal di bagian kananMata berair tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.