Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Dry Eye Syndrome general_alomedika 2022-11-03T15:09:21+07:00 2022-11-03T15:09:21+07:00
Dry Eye Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Dry Eye Syndrome

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Patofisiologi dry eye syndrome atau keratokonjungtivitis sicca didasarkan karena adanya hiperosmolaritas air mata dan instabilitas lapisan air mata. Secara umum, dry eye syndrome terbagi menjadi 2, yaitu aqueous deficient dry eyes atau dan evaporative dry eyes.

Lapisan Air Mata Normal

Lapisan air mata normal merupakan lapisan yang stabil dan homogen. Lapisan ini berfungsi sebagai lapisan yang melindungi kornea dan konjungtiva dari paparan udara terus menerus. Lapisan air mata juga memiliki fungsi memfokuskan cahaya pada mata (refraksi).

Lapisan air mata terdiri dari 3 lapisan dari bagian dalam, yakni lapisan mucin yang kontak langsung dengan epitel kornea, bagian tengah berupa lapisan aqueous, dan bagian terluar lapisan lemak. Lapisan mucin diproduksi oleh sel goblet konjungtiva, lapisan aqueous disekresi oleh kelenjar lakrimal dan aksesoris, sedangkan lapisan lemak disekresi oleh kelenjar Meibom.

Kelenjar lakrimal, permukaan mata, yaitu konjungtiva, kornea, dan kelenjar Meibom, kelopak mata, serta persarafan yang menghubungkan bagian-bagian tersebut membentuk suatu kesatuan yang disebut unit fungsional lakrimal. Gangguan unit fungsional lakrimal tersebut dapat menimbulkan instabilitas lapisan air mata yang kemudian memicu timbulnya dry eye syndrome.[4–6]

Aqueous Deficient Dry Eyes

Aqueous deficient dry eyes (ADDE) terjadi akibat penurunan sekresi air mata dari kelenjar lakrimal. Hal ini umumnya disebabkan karena kerusakan kelenjar lakrimal, misalnya akibat sindrom Sjogren, obstruksi kelenjar lakrimal, atau karena obat-obatan yang memengaruhi produksi air mata, misalnya golongan antikolinergik, seperti atropin dan skopolamin.[2,4,7,8]

Evaporative Dry Eyes

Pada evaporative dry eyes (EDE), terjadi peningkatan evaporasi air mata, karena disfungsi kelenjar Meibom. Pada keadaan normal, kelenjar Meibom mensekresikan minyak yang akan menjadi lapisan lemak pada air mata, dan menurunkan evaporasi air mata.

Disfungsi kelenjar Meibom dapat disebabkan oleh atrofi kelenjar, kelenjar mengalami dropout, atau karena obstruksi pada orifisium. Selain itu, evaporasi air mata juga dapat meningkat akibat kebiasaan berkedip yang kurang baik, misalnya jarang berkedip atau tidak menutup kelopak mata dengan sempurna, serta akibat pengaruh lingkungan, yaitu kelembapan rendah dan cuaca berangin.[2,4]

Proses Inflamasi pada Dry Eye Syndrome

Instabilitas dan hiperosmolaritas pada air mata menyebabkan aktivasi stress signaling pathways pada epitel okular, serta mengaktifkan sel-sel imun sehingga terjadi produksi molekul proinflamasi. Sitokin proinflamasi, antara lain interleukin (IL)–1, IL-6, IL-8, TGF-β, tumor necrosis factor alpha (TNF-α), dan chemokine ligand 5 jumlahnya berubah pada pasien dry eye syndrome (DES).

Sitokin proinflamasi dapat menghambat fungsi persarafan mata, serta menyebabkan perubahan androgen menjadi estrogen, yang menyebabkan terjadinya disfungsi kelenjar Meibom. Selain itu, terjadi juga peningkatan apoptosis pada sel-sel asinar di konjungtiva, dan peningkatan kadar matrix metalloproteinases (MMPs) di epitel. Rangkaian tersebut dapat terjadi secara berulang, yang mengakibatkan fungsi air mata semakin memburuk, dan gejala yang lebih berat.[4,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

2. Golden MI, Meyer JJ, Patel BC. Dry Eye Syndrome. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470411/
3. Song P, Xia W, Wang M, et al. Variations of dry eye disease prevalence by age, sex and geographic characteristics in China: a systematic review and meta-analysis. Journal of Global Health. 2018;8(2):020503.
4. Chiang TTS. Dry Eye Disease (Keratoconjunctivitis Sicca). Medscape. 2022 https://emedicine.medscape.com/article/1210417-overview#a1
5. Aggarwal S, Galor A. What's new in dry eye disease diagnosis? Current advances and challenges. F1000 Research. 2018;7:1952. https://doi.org/10.12688/f1000research.16468.1.
6. Bhavsar AS, Bhavsar SG, Jain SM. A review on recent advances in dry eye: Pathogenesis and management. Oman J Ophthalmol. 2011;4(2);50-56. doi: 10.4103/0974-620X.83653.
7. Pflugfelder SC, de Paiva CS. The pathophysiology of dry eye disease: What we know and future directions for research. AAO. Ophthalmology. 2017;124:S4-S13. http://dx.doi.org/10.1016/j.ophtha.2017.07.010
8. Kaur, DOS., Larsen, DOH., and Nattis, DOA. “Primary Care Approach to Eye Conditions”. Osteopathic Family Physician, Vol. 11, no. 2, Apr. 2019, https://ofpjournal.com/index.php/ofp/article/view/581.

Pendahuluan Dry Eye Syndrome
Etiologi Dry Eye Syndrome

Artikel Terkait

  • Migraine dan Risiko Dry Eye Syndrome
    Migraine dan Risiko Dry Eye Syndrome
  • Peraturan 20-20-20 untuk Menjaga Kesehatan Mata
    Peraturan 20-20-20 untuk Menjaga Kesehatan Mata
  • Bukti Ilmiah Pemberian Air Mata Buatan untuk Sindrom Mata Kering
    Bukti Ilmiah Pemberian Air Mata Buatan untuk Sindrom Mata Kering
  • Vitamin D untuk Manajemen Dry Eye Syndrome di Masa Pandemi COVID-19
    Vitamin D untuk Manajemen Dry Eye Syndrome di Masa Pandemi COVID-19
  • Varenicline Nasal Spray Sebagai Terapi Dry Eye Syndrome
    Varenicline Nasal Spray Sebagai Terapi Dry Eye Syndrome

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 Oktober 2024, 07:33
Pemberian obat tetes mata untuk dry eye syndrome anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya TS, sebenarnya cendo lyters itu apakah diperbolehkan diberikan pada anak dibawah 6 tahun? Mohon asupannya TS 🙏
Anonymous
Dibalas 11 Agustus 2023, 08:06
Dry eyes pada anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Malam dok,Saya beberapa kali mendapatkan pasien Anak dgn keluhan sering kucek mata sejak 2 hari. Keluhan gatal dan perih tidak dijawab (blm kooperatif)...
dr. Ramadhan Harya Puja Kusuma
Dibalas 31 Maret 2023, 21:27
Mata merah, disertai rasa gatal dan mengganjal di bagian kanan
Oleh: dr. Ramadhan Harya Puja Kusuma
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, saya menemukan kasus tn x 30th dengan keluhan mata merah, disertai rasa gatal dan mengganjal di bagian kananMata berair tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.