Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Dry Eye Syndrome general_alomedika 2023-04-18T11:35:11+07:00 2023-04-18T11:35:11+07:00
Dry Eye Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Dry Eye Syndrome

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan dry eye syndrome atau keratokonjungtivitis sicca ringan dapat menggunakan artificial tears. Jika derajat penyakit lebih berat, dapat digunakan siklosporin, kortikosteroid, serta antibiotik, misalnya tetrasiklin. Terapi nonmedikamentosa dapat dilakukan dengan lensa kontak bandage hidrofilik dan pemasangan sumbat pungtum lakrimal.

Medikamentosa

Medikamentosa yang diberikan berupa artificial tears untuk mengurangi gejala, serta obat-obatan lain yang memiliki efek antiinflamasi.

Artificial Tears

Artificial tears merupakan medikamentosa lini pertama yang digunakan untuk mengurangi keluhan dry eye syndrome. Artificial tears berguna untuk mengatasi defisiensi lapisan aqueous dan untuk mendilusi sitokin-sitokin inflamasi pada lapisan air mata.

Pada DES ringan, artificial tears dapat diberikan hingga 4 kali/hari. Pada DES yang lebih berat, dibutuhkan pemberian lebih sering yaitu 10–12 kali/hari. Jika digunakan untuk jangka panjang dengan frekuensi sering, misanyal lebih dari 4 kali/hari, berikan formula yang tidak mengandung pengawet.

Tetes artificial tears dengan konsistensi yang lebih pekat atau formulasi gel, juga dapat digunakan pada kasus yang bergejala berat. Namun, biasanya digunakan pada malam hari karena pandangan mata yang menjadi buram setelah pemakaian.[4,11]

Siklosporin

Siklosporin berfungsi untuk menghambat aktivasi dan translokasi nuklear yang dibutuhkan untuk aktivasi sel T dan produksi sitokin proinflamasi. Siklosporin juga menghambat jalur apoptosis.

Siklosporin topikal 0,05% terbukti meningkatkan hasil tes Schirmer sebanyak 10 mm setelah 6 bulan penggunaan. Siklosporin dapat diberikan sebanyak 1 tetes, 2 kali/hari. Pemberian siklosporin memberikan remisi gejala jangka panjang pada pasien dry eye syndrome.[2,4,19]

Lifitegrast

Lifitegrast merupakan small-molecule integrin antagonist yang berfungsi untuk menurunkan inflamasi bola mata dan aktivasi sel T dengan cara menghambat interaksi antara lymphocyte function-associated antigen 1 (LFA-1) dan intracellular adhesion molecule 1 (ICAM-1)

Lifitegrast 5% merupakan antiinflamasi topikal yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) sebagai terapi dry eye syndrome. Pemberian lifitegrast menunjukkan perbaikan kondisi pasien dengan dry eye syndrome setelah pemberian terapi selama 3 bulan.[1,4]

Kortikosteroid

Kortikosteroid terbukti memberikan perbaikan pada dry eye syndrome (DES) di beberapa uji coba klinis. Kortikosteroid mengurangi produksi sitokin proinflamasi dan MMP-9 pada epitel kornea.

Loteprednol etabonate 0,5% telah diteliti untuk meredakan gejala DES jangka pendek, dengan masa penggunaan 2 minggu. Pasien yang menerima terapi kortikosteroid perlu dipantau untuk efek samping berupa peningkatan tekanan intraokular dan terjadinya katarak.[2,4,11]

Antibiotik

Antibiotik mungkin perlu diresepkan pada kasus dry eye syndrome dengan komplikasi pada kornea atau akibat meibomitis atau rosacea okular. Antibiotik seperti tetrasiklin memiliki efek antiinflamasi juga. Tetrasiklin dapat menurunkan ekspresi matrix metalloproteinase dan produksi beberapa sitokin seperti IL-1 dan TNF-α pada epitel kornea. Pada kasus rosacea okular, pemberian tetrasiklin juga bisa mencegah terjadinya angiogenesis.

Antibiotik derivat tetrasiklin lain yakni doksisiklin, juga memiliki manfaat dalam mengurangi transkrip MMP-9 dan produksi IL-1 dan TNF-α. Selain itu doksisiklin juga memiliki efek memperbaiki susunan permukaan kornea dan fungsi barrier kornea.[2,20]

Pilokarpin Oral

Pemberian pilokarpin oral dapat dilakukan pada DES berat, terutama yang berkaitan dengan sindrom Sjogren. Pilokarpin berikatan dengan reseptor muskarinik, sehingga mendorong sekresi kelenjar keringat dan kelenjar liur, serta meningkatkan produksi air mata.

Pada dosis pilokarpin oral adalah 5 mg, 4 kali/hari, pasien melaporkan perbaikan kemampuan fokus mata saat membaca dan perbaikan gejala mata buram, dibandingkan plasebo. Efek samping tersering dari pilokarpin adalah produksi keringat yang berlebihan. Selain pilokarpin, agonis kolinergik lain yang dapat digunakan untuk DES adalah cevimeline.[11]

Terapi Nonmedikamentosa

Terapi nonmedikamentosa yang dapat dilakukan pada pasien dry eye syndrome (DES) adalah pemasangan lensa kontak bandage hidrofilik untuk sementara waktu. Lensa kontak jenis ini bertujuan untuk mempertahankan kelembapan mata dan melindungi kornea dari paparan udara kering, sehingga dapat menciptakan kondisi yang baik untuk reepitelisasi kornea.[2,4]

Selain lensa kontak hidrofilik, dapat juga dilakukan pemasangan sumbat pungtum lakrimal untuk menghambat drainase air mata. Namun, pemasangan sumbat pungtum lakrimal tidak dapat dilakukan bila terdapat blefaritis atau inflamasi pada duktus lakrimal.[4,11]

Tindakan pembedahan diperlukan pada kasus DES berat yang timbul sebagai komplikasi kelainan palpebra, misalnya lagoftalmos, dengan prosedur repair palpebra. Tindakan lain seperti kauterisasi pungtum lakrimal dan tarsorafi juga dapat dilakukan untuk kasus dry eye syndrome berat.[2,4,11]

Pembedahan pada konjungtiva seperti transplantasi konjungtiva, transplantasi membran amnion, atau stem cell replacement dapat dipertimbangkan untuk dry eye syndrome berat dengan kerusakan konjungtiva atau kornea.[2,4,11]

Terapi Suportif

Terapi suportif meliputi perubahan gaya hidup dengan cara membatasi penggunaan komputer, menonton televisi, dan aktivitas lain yang dapat mengurangi frekuensi berkedip. Penggunaan humidifier di dalam ruangan dapat membantu memodifikasi faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko dry eye syndrome.

Kompres hangat dan membersihkan palpebra dapat membantu memperbaiki kondisi DES akibat disfungsi kelenjar Meibom, atau yang disertai dengan blefaritis kronis. Kacamata moist chamber juga dapat diberikanuntuk mempertahankan kelembapan periokular.[4,11]

Konsumsi makanan dan suplemen kaya akan asam lemak omega 3, asam linoleat, dan asam gamma-linoleat dapat menurunkan gejala dry eye syndrome. Asam lemak omega-3 menghambat produksi mediator lemak dan juga mengurangi produksi IL-1 dan TNF-α.[2,4]

Metaanalisis oleh Giannaccare, et al. pada tahun 2019 menilai efikasi suplementasi asam lemak omega 3 dengan plasebo dalam meringankan gejala DES. Omega 3 terbukti menurunkan gejala DES dan pewarnaan fluorescein pada kornea, serta meningkatkan tear break-up time dan nilai tes Schirmer.[21]

Rujukan

Rujukan kepada pelayanan kesehatan yang lebih tinggi diindikasikan untuk DES dengan derajat keparahan sedang dan berat, yang disertai dengan gangguan tajam penglihatan. Rujukan ke fasilitas kesehatan sekunder juga diperlukan bagi pasien yang mengalami peningkatan derajat keparahan gangguan penglihatan, kelainan kelopak mata, atau bila pasien tidak merespon pengobatan selama 4 minggu.[12]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Lollet IV, Galor A. Dry eye syndrome: developments and lifitegrast in perspective. Clin Ophthalmol. 2018;12:125-139. doi:10.2147/OPTH.S126668
2. Golden MI, Meyer JJ, Patel BC. Dry Eye Syndrome. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470411/
4. Chiang TTS. Dry Eye Disease (Keratoconjunctivitis Sicca). Medscape. 2022 https://emedicine.medscape.com/article/1210417-overview#a1
11. Akpek EK, Amescua G, Farid M, et al; American Academy of Ophthalmology Preferred Practice Pattern Cornea and External Disease Panel. Dry Eye Syndrome Preferred Practice Pattern®. Ophthalmology. 2019 Jan;126(1):P286-P334. doi: 10.1016/j.ophtha.2018.10.023.
12. PERDAMI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Dry Eye. 2019 https://perdami.or.id/wp-content/uploads/2022/03/PNPK-Dry-Eye-Final.pdf
19. Schultz C. Safety and efficacy of cyclosporine in the treatment of chronic dry eye. Ophthalmology and Eye Diseases. 2014;6:37-42.
20. Jones L, Downie LE, Korb D, et al. TFOS DEWS II Management and Therapy Report. Ocul Surf. 2017 Jul;15(3):575-628. doi: 10.1016/j.jtos.2017.05.006.

Diagnosis Dry Eye Syndrome
Prognosis Dry Eye Syndrome

Artikel Terkait

  • Migraine dan Risiko Dry Eye Syndrome
    Migraine dan Risiko Dry Eye Syndrome
  • Peraturan 20-20-20 untuk Menjaga Kesehatan Mata
    Peraturan 20-20-20 untuk Menjaga Kesehatan Mata
  • Bukti Ilmiah Pemberian Air Mata Buatan untuk Sindrom Mata Kering
    Bukti Ilmiah Pemberian Air Mata Buatan untuk Sindrom Mata Kering
  • Vitamin D untuk Manajemen Dry Eye Syndrome di Masa Pandemi COVID-19
    Vitamin D untuk Manajemen Dry Eye Syndrome di Masa Pandemi COVID-19
  • Varenicline Nasal Spray Sebagai Terapi Dry Eye Syndrome
    Varenicline Nasal Spray Sebagai Terapi Dry Eye Syndrome

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 Oktober 2024, 07:33
Pemberian obat tetes mata untuk dry eye syndrome anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya TS, sebenarnya cendo lyters itu apakah diperbolehkan diberikan pada anak dibawah 6 tahun? Mohon asupannya TS 🙏
Anonymous
Dibalas 11 Agustus 2023, 08:06
Dry eyes pada anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Malam dok,Saya beberapa kali mendapatkan pasien Anak dgn keluhan sering kucek mata sejak 2 hari. Keluhan gatal dan perih tidak dijawab (blm kooperatif)...
dr. Ramadhan Harya Puja Kusuma
Dibalas 31 Maret 2023, 21:27
Mata merah, disertai rasa gatal dan mengganjal di bagian kanan
Oleh: dr. Ramadhan Harya Puja Kusuma
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, saya menemukan kasus tn x 30th dengan keluhan mata merah, disertai rasa gatal dan mengganjal di bagian kananMata berair tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.