Edukasi dan Promosi Kesehatan Delirium
Edukasi dan promosi mengenai delirium sebaiknya difokuskan pada hal-hal yang bisa memicu timbulnya delirium, khususnya pada pasien dengan risiko tinggi. Edukasi juga dilakukan terkait langkah pencegahan dan prognosis jangka panjang.[1]
Edukasi Pasien dan Keluarga
Edukasi pada pasien dan keluarga mencakup faktor risiko untuk delirium, baik faktor predisposisi dan faktor pemicu delirium. Pasien dan keluarga sebaiknya mengetahui bahwa faktor-faktor ini bisa ditangani lebih awal untuk mencegah terjadinya delirium. Edukasikan kepada keluarga cara berinteraksi dengan pasien saat pasien mengalami disorientasi dan tegaskan bahwa keluarga memegang peran penting untuk bisa mengembalikan fungsi pasien.[7]
Keluarga berperan penting dalam tata laksana delirium, termasuk untuk menjaga pasien secara intensif, terlibat dalam proses reorientasi, serta menyemangati pasien untuk Kembali mandiri.
Pasien dan keluarga juga perlu diedukasi mengenai sequelae delirium, khususnya pada pasien lansia, yang bisa menimbulkan gangguan kognitif atau bahkan memicu timbulnya dementia.[3,10]
Upaya Pencegahan
Pencegahan delirium dimulai dari identifikasi pasien yang berisiko dan meminimalisasi faktor-faktor yang bisa memicu timbulnya delirium. Skrining faktor risiko dan diagnosis yang lebih bisa menurunkan tingkat keparahan dan durasi delirium.[1]
Tindakan yang perlu dilakukan pada pasien yang berisiko adalah:
- Masalah medis akut harus segera ditangani
- Tindakan dan strategi untuk reorientasi dan sebaiknya melibatkan anggota keluarga
- Dorong untuk mobilisasi bila memungkinkan dan bed rest lama sebaiknya dihindari
- Manajemen obat, terutama menghindari atau mengurangi penggunaan benzodiazepine seperti alprazolam dan diazepam, serta antikolinergik seperti scopolamine dan disopyramide
- Optimasi nutrisi dan regulasi cairan[1,17]
Pencegahan Delirium Pasca Operasi
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ketamine dan dexmedetomidine intraoperatif bisa menurunkan kejadian delirium, perbaikan neurokognitif yang lebih baik pasca operasi, dan memperbaiki luaran nyeri perioperatif.[3,11] Hal lain yang bisa dilakukan untuk mencegah delirium pasca operasi adalah
- Menghindari penggunaan polifarmasi pada masa perioperatif
- Menghindari puasa cairan pra operasi yang terlalu lama (> 6 jam)
- Melakukan pemeriksaan geriatri yang komprehensif sebelum tindakan
- Memberi manajemen nyeri adekuat[11]
Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono