Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Epistaksis general_alomedika 2023-04-05T08:44:54+07:00 2023-04-05T08:44:54+07:00
Epistaksis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Epistaksis

Oleh :
dr. Audiza Luthffia
Share To Social Media:

Etiologi epistaksis dapat dikelompokkan menjadi lokal dan sistemik. Faktor lingkungan dan penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat mencetuskan terjadinya epistaksis.[1-4] Sebagian besar kasus epistaksis terjadi secara spontan dan sulit untuk menentukan etiologi yang spesifik. Meskipun cukup jarang terjadi, adanya neoplasma dan malformasi vaskular tetap perlu dipikirkan pada setiap kasus epistaksis .[2,4]

Faktor Lokal

Epistaksis merupakan manifestasi dari perubahan pada kondisi fisiologis mukosa hidung dan pembuluh darahnya. Trauma, inflamasi, kelainan struktural dan neoplasma merupakan faktor lokal yang menyebabkan epistaksis.[1-4]

Manipulasi hidung dengan jari, mengorek atau mengupil secara berulang merupakan trauma minor yang paling sering menyebabkan epistaksis, terutama pada populasi anak dan balita. Jenis trauma lain yang menyebabkan epistaksis, antara lain benda asing pada hidung dan benturan pada hidung atau wajah. Trauma juga dapat bersifat iatrogenik akibat penggunaan jangka panjang dari nasal kanul, pemasangan pipa nasogastrik, serta tindakan invasif seperti pembedahan.[1,3,4]

Penyakit sinusitis kronis, rhinitis alergi, penyakit granulomatosa, serta infeksi virus maupun bakteri dapat menyebabkan terjadinya epistaksis. Kelainan lokal lain yang menyebabkan epistaxis adalah deviasi septum, perforasi septum tumor atau neoplasma, dan malformasi vaskular.[1,3]

Faktor Sistemik

Penyebab sistemik dari epistaxis umumnya merupakan proses patologi yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah dan gangguan sistem koagulasi. Beberapa studi menunjukkan bahwa hipertensi berhubungan dengan kejadian epistaksis. Namun, hubungan sebab akibat antara hipertensi dan epistaksis masih perlu dikaji lebih jauh.[2,5,6]

Sepertiga pasien dengan epistaksis berulang diketahui memiliki gangguan koagulasi. Diantaranya adalah defisiensi faktor-faktor koagulasi (vitamin A, D, E, K), hemofilia, penyakit Von Willebrand, telangiektasia hemoragik herediter, leukemia, dan disfungsi platelet lainnya. Gangguan fungsi liver (sirosis hepatis) dan intoksikasi alkohol juga dapat menyebabkan epistaksis. [2]

Faktor Risiko Lain

Faktor risiko lain yang turut berpengaruh dalam terjadinya epistaksis adalah:

Penggunaan Obat-Obatan Tertentu

Penggunaan obat-obatan yang memengaruhi fungsi platelet atau proses koagulasi meningkatkan risiko terjadinya epistaksis. Obat-obatan tersebut yaitu, golongan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti diklofenak; antiplatelet, seperti aspirin; dan antikoagulan, seperti warfarin. Penggunaan obat dekongestan, seperti efedrin dan steroid intranasal juga dapat meningkatkan risiko epistaksis.[1,2]

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang meliputi tingkat kelembapan, suhu, serta kontak dengan zat iritan atau alergen juga dapat berkaitan dengan insidensinya. Kejadian epistaksis dilaporkan meningkat pada kondisi lingkungan yang kering dan saat musim dingin. Hal tersebut dikarenakan mukosa hidung yang kering lebih rentan terhadap trauma.[4]

Referensi

1. Womack JP, Jill K, Stabile MJ. Epistaxis: Outpatient Management. American Family Physician. 2018; 98(4): 240-245. PMID: 30215971.
2. Soto-Galindo GA, Trevi-o JL. Epistaxis diagnosis and treatment update: A review. Ann Otolaryngol Rhinol. 2017;4(4):1176.
3. Beck R, Sorge M, Schneider A, Dietz A. Current Approaches to Epistaxis Treatmentin Primary and Secondary Care. Dtsch Arztebl Int. 2018; 115: 12–22. DOI: 10.3238/arztebl.2018.0012
4. Tabassom A, Cho JJ. Epistaxis. [Updated 2020 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK435997/
5. Sarhan NA, Algamal AM. Relationship between epistaxis and hypertension: A cause and effect or coincidence? J Saudi Heart Assoc. 2015; 27(2):79-84. doi:10.1016/j.jsha.2014.09.002
6. Min HJ, Kang H, Choi GJ, Kim KS. Association between Hypertension and Epistaxis: Systematic Review and Meta-analysis. Otolaryngology–Head and Neck Surgery. 2017;157(6):921-927. doi:10.1177/0194599817721445

Patofisiologi Epistaksis
Epidemiologi Epistaksis

Artikel Terkait

  • Efektivitas Asam Traneksamat Topikal untuk Epistaksis pada Pengguna Antiplatelet
    Efektivitas Asam Traneksamat Topikal untuk Epistaksis pada Pengguna Antiplatelet
  • Red Flag Epistaksis
    Red Flag Epistaksis
  • Peran Kauterisasi dalam Tata Laksana Epistaksis Anterior
    Peran Kauterisasi dalam Tata Laksana Epistaksis Anterior
  • Manfaat Asam Traneksamat dalam Manajemen Epistaksis
    Manfaat Asam Traneksamat dalam Manajemen Epistaksis
  • Antibiotik Profilaksis Tidak Diperlukan pada Pemasangan Tampon Anterior Hidung
    Antibiotik Profilaksis Tidak Diperlukan pada Pemasangan Tampon Anterior Hidung

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 12 Desember 2022, 16:02
Penanganan apa yang tepat untuk epistaksis - THT the expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin bertanya dr. Rano Sp. THT-KL untuk penanganan epistaksis anterior apa diperlukan pemberian cairan seperti epi, lidocain dan lainnya di bagian kapasnya...
Anonymous
Dibalas 22 Mei 2022, 12:57
Cara membuat tampon adrenalin dan lidokain
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Bagaimana cara membuat campuran larutan adrenalin 1/5000 dan lidokain 2% untuk mencari sumber perdarahan pada epistaksis...
Anonymous
Dibalas 19 Mei 2022, 11:47
Tatalaksana epistaksis pada pasien dengan polip hidung - THT Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Indra, Sp. THT. Saya ingin bertanya, pada pasien epistaksis anterior yang memiliki polip nasal, bagaimana penanganannya ya dok? apakah pemberian...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.