Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pedoman Klinis Resusitasi Jantung Paru general_alomedika 2024-10-03T14:55:51+07:00 2024-10-03T14:55:51+07:00
Resusitasi Jantung Paru
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Resusitasi Jantung Paru

Oleh :
dr. Regina Putri Apriza
Share To Social Media:

Resusitasi jantung paru (RJP) atau cardiopulmonary resuscitation (CPR) adalah pertolongan pertama untuk penanganan henti jantung mendadak. Pedoman klinis RJP adalah:

  • RJP dilakukan segera (<2 menit) setelah menemukan pasien dengan tanda henti jantung, jangan ditunda khususnya kompresi dada
  • RJP merupakan bagian dari basic life support (BLS), yang terdiri dari pengenalan dini terhadap henti jantung, aktivasi sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT), RJP, dan defibrilasi

  • RJP terdiri atas 3 komponen, yaitu kompresi dada (circulation), jalan napas (airway), dan pernapasan (breathing) atau disingkat menjadi C-A-B
  • Kompresi harus dilakukan dengan baik, yaitu dengan kecepatan 100‒120 kali/menit, kedalaman minimal 5 cm dan maksimal 6 cm, serta pastikan dada recoil

  • Jalan napas diamankan dengan manuver head-tilt dan chin-lift, pastikan tidak ada sumbatan, dan lebih baik menggunakan oropharyngeal airway atau selang intubasi

  • Tindakan bantu napas tidak dianjurkan secara mulut ke mulut, tetapi dilakukan dengan bag-valve-mask (BVM). Jika di luar fasilitas kesehatan tidak tersedia BVM maka penolong cukup melakukan kompresi dada saja
  • Bantuan napas yang baik adalah tidak ada celah antara BVM dengan wajah pasien. BVM diremas dengan satu tangan selama +1 detik dan tidak lebih dari 8‒10 napas/menit, untuk mencegah pasien mengalami hiperventilasi
  • Rasio kompresi:ventilasi pada pasien dewasa dengan 1 orang penolong adalah 30:2, sedangkan dengan 2 penolong adalah 15:2
  • Defibrilasidilakukan segera jika ada indikasi. RJP harus tetap dilakukan sampai saat defibrilasi hendak dilakukan dan langsung dilanjutkan segera setelah defibrilasi

  • BLS dan RJP dapat dilatih dan dilakukan oleh masyarakat awam
  • Advanced cardiac life support (ACLS) merupakan RJP yang menggunakan bantuan obat-obatan, dan dilakukan oleh tenaga medis terlatih

  • Pasien dengan sirkulasi spontan setelah henti jantung perlu mendapat perawatan pasca henti jantung yang optimal[1,3,4]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Fredy

Referensi

1. Bon CA. Cardiopulmonary Resuscitation (CPR). Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1344081-overview#a1
3. Panchal AR, Bartos CJ, et al. Part 3: Adult Basic and Advanced Life Support. Circulation. 2020; 142 (suppl 2): S366-468
4. Perkins GD, Graesner Jan-Thorsen, et al. European Resuscitation Council Guidelines 2021: Executive Summary, Resuscitation. 2021;161:1-60

Edukasi Pasien Resusitasi Jantun...

Artikel Terkait

  • Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
    Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
  • Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
    Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
  • Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
    Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
  • Red Flag Pingsan
    Red Flag Pingsan
  • Pembaruan Pedoman ACLS 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pembaruan Pedoman ACLS 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 13 Februari 2025, 22:07
Pemberian epinefrin apakah boleh diberikan IM pada henti jantung henti napas
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Alo dokter. izin menanyakan jika pasien anak datang dgn kondisi henti jantung henti nafas, namun akses iv/io sulit ditemukan dan tidak terpasang ett...
Anonymous
Dibalas 07 Januari 2025, 11:23
Pemasangan NGT berakibat apneu dan cardiac arest
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Saya mendapatkan kasus anak usia 2 tahunS : pasien sadar sesak (-) NGT terlepas 2 jam sebelum pemasangan NGT pasien diminumkan susuO :TSSCMHR :126x/mRR :...
Anonymous
Dibalas 19 Juli 2024, 07:18
Resusitasi atau tidak? Apa saja tanda2 kematian ireversible?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Jika pasien gawat darurat apneu, henti jantung dilakukan resusitasi jantung paru.Bagaimana dengan pasien di bangsal rumah sakit, didapatkan sudah dalam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.