Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi HIV yogi 2023-08-04T09:55:36+07:00 2023-08-04T09:55:36+07:00
HIV
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi HIV

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Patofisiologi infeksi HIV pada prinsipnya adalah defisiensi imunitas selular oleh HIV yang ditandai dengan penurunan limfosit T helper (sel CD4). Terjadinya penurunan sel T helper CD4 menyebabkan inversi rasio normal sel T CD4/CD8 dan disregulasi produksi antibodi sel B. Respon imun terhadap antigen mulai menurun, dan host gagal merespon terhadap infeksi oportunistik maupun organisme komensal yang seharusnya tidak berbahaya. Defek respon imun ini terutama terjadi pada sistem imunitas selular sehingga infeksi cenderung bersifat nonbakterial.[1,6,11]

Virus HIV dan Sel T

HIV bereplikasi dalam sel T yang teraktivasi, kemudian bermigrasi ke limfonodi dan menyebabkan gangguan struktur limfonodi. Gangguan jaringan dendritik folikular di limfonodi yang diikuti kegagalan presentasi antigen secara normal ini berperan dalam proses penyakit.

Beberapa protein HIV menganggu fungsi sel T secara langsung, baik melalui gangguan siklus sel maupun melalui penurunan regulasi molekul CD4. Efek sitotoksik langsung dari replikasi virus bukanlah penyebab utama penurunan sel T CD4, melainkan karena apoptosis sel T sebagai bagian dari hiperaktivasi imun dalam merespon infeksi kronik. Sel yang terinfeksi juga dapat terdampak oleh serangan imun tersebut. HIV menyebabkan siklus sel berhenti sehingga menganggu produksi profil sitokin. Pada infeksi HIV terjadi penurunan IL-7, IL-12, IL-15, FGF-2, dan peningkatan TNF-alpha, IP-10.[6]

Gut-Associated Lymphoid Tissue (GALT)

Gut-associated lymphoid tissue (GALT) juga berperan penting dalam replikasi HIV. Meskipun portal masuk HIV melalui inokulasi darah secara langsung atau paparan virus ke mukosa genital, traktus gastrointestinal memiliki banyak jaringan limfoid yang ideal untuk replikasi HIV. GALT diketahui merupakan tempat penempelan awal virus dan pembentukan reservoir proviral.[6,12]

Fase Infeksi HIV

Infeksi HIV terdiri dari 3 fase, yaitu fase serokonversi akut, fase asimtomatik, dan fase Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).[3,6]

Fase Serokonversi Akut

Viremia plasma yang cepat disertai penyebaran virus yang luas terjadi 4-11 hari setelah virus masuk ke dalam mukosa. Virus cenderung akan berintegrasi pada area dengan transkripsi aktif. Hal ini dimungkinkan terjadi karena area tersebut memiliki kromatin terbuka yang lebih banyak dan deoxyribonucleic acid (DNA) yang lebih mudah diakses.

Selama fase ini, proses infeksi mulai terjadi dan terbentuk reservoir proviral. Reservoir ini mengandung sel yang terinfeksi (makrofag) dan mulai melepaskan virus. Beberapa virus yang terbentuk mengisi kembali reservoir, beberapa melanjutkan proses infeksi aktif. Reservoir proviral ini sangat stabil. Besarnya reservoir proviral berkorelasi dengan viral load yang stabil dan berbanding terbalik dengan respon sel T CD8 anti-HIV.

Pada fase ini, viral load sangat tinggi (sangat menular) dan jumlah sel T CD4 menurun cepat. Dengan munculnya respon sel T CD8 dan antibodi anti-HIV, viral load turun dan jumlah sel T CD4 kembali ke rentang normalnya namun sedikit lebih rendah dibandingkan sebelum infeksi.[3,6]

Fase Asimtomatik

Pada fase asimtomatik, pasien yang terinfeksi menunjukkan sedikit atau bahkan tidak ada gejala sama sekali selama beberapa tahun sampai 1 dekade atau lebih. Meski begitu, HIV tetap dapat ditularkan pada fase ini.

Replikasi virus tetap berlangsung. HIV tetap aktif namun diproduksi dalam jumlah sedikit. Respon imun melawan virus juga terjadi, yang ditandai dengan munculnya limfadenopati generalisata persisten pada beberapa pasien.

Selama fase ini, jika tidak diterapi, viral load akan tetap stabil (tidak meningkat atau menurun), dan sel T CD4 akan menurun. Fase ini dapat berlangsung sampai 1 dekade atau lebih. Pada akhir fase asimtomatik, viral load akan meningkat, jumlah sel CD4 menurun, mulai muncul gejala, dan memasuki fase AIDS.[3,6]

Fase AIDS

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) terjadi jika sistem imun telah rusak dan muncul infeksi oportunistik. Pasien didiagnosis AIDS jika Sel T CD4 di bawah 200/µL atau ada infeksi oportunistik.[2,3,6]

Pada fase AIDS, sel CD4 terus turun sehingga terjadi immunosupresi yang menyebabkan infeksi oportunistik. Viral load pada fase ini tinggi dan sangat infeksius. Tanpa pengobatan, kesintasan hidup pasien dengan AIDS adalah sekitar 3 tahun.[3,6]

 

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Abi Noya

Referensi

1. Phanuphak N, Gulick RM. HIV treatment and prevention 2019: current standards of care. Curr Opin HIV AIDS. 2020 Jan;15(1):4-12. doi: 10.1097/COH.0000000000000588.
2. World Health Organization. HIV/AIDS. 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids
3. Centers for Disease Control and Prevention. HIV. 2021. https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html
6. Gilroy SA. HIV infection and AIDS. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/211316-overview#showall
11. Vidya Vijayan KK, Karthigeyan KP, Tripathi SP, Hanna LE. Pathophysiology of CD4+ T-Cell Depletion in HIV-1 and HIV-2 Infections. Front Immunol. 2017. 8:580. doi: 10.3389/fimmu.2017.00580
12. Thompson CG, Gay CL, Kashuba ADM. HIV Persistence in Gut-Associated Lymphoid Tissues: Pharmacological Challenges and Opportunities. AIDS Res Hum Retroviruses. 2017;33(6):513-523. doi:10.1089/AID.2016.0253

Pendahuluan HIV
Etiologi HIV

Artikel Terkait

  • Penanganan TB-HIV
    Penanganan TB-HIV
  • Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
    Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam
  • Rekomendasi Pemeriksaan HIV Menurut WHO
    Rekomendasi Pemeriksaan HIV Menurut WHO

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Maret 2025, 09:44
Hasil Anti HIV Non reaktif pasca berhubungan seks 4 bulan sebelumnya
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Izin bertanya dok, apakag Hasil Anti HIV Non reaktif Pasca berhubungan seks 4 Bulan sebelumnya Sudah Akurat ? Dan apakah pemeriksaan anti HIV di...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 11:11
Efektivitas tatalaksana candidiasis oral pasien HIV
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter mau tanya. Pasien hiv dgn candidiasis oral lebih efektif mana pake obat nistatin tab atau nistatin suspensi yaa ts ? Mohon pencerahannya
dr. Lucy Novita Sari
Dibalas 04 Maret 2025, 23:00
Profilaksis HIV pada dewasa
Oleh: dr. Lucy Novita Sari
4 Balasan
Alo Dok. Izin bertanya.Kemaren saya sempat dapat pasien b20 di fktp.profilaksis pada psien dewasa dengan bb 50 kg, adalah cotrimoksazol dgn dosis 960 mg ya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.