Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi HIV yogi 2023-08-04T09:55:43+07:00 2023-08-04T09:55:43+07:00
HIV
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi HIV

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Etiologi infeksi HIV adalah human immunodeficiency virus (HIV), yang merupakan kelompok Retrovirus dalam famili Retroviridae, genus Lentivirus. HIV adalah virus ribonucleic acid (RNA) sense positif, untai tunggal, diploid, dan berkapsul. HIV memiliki perantara DNA yang merupakan genom virus terintegrasi (provirus) yang menetap di dalam DNA host.[6,11]

Spesies Virus HIV

HIV dibedakan menjadi 2 spesies, yaitu HIV-1 dan HIV-2 yang masing-masing terdiri lagi dari beberapa subtipe. HIV-1 adalah spesies HIV yang paling umum ditemukan di seluruh dunia, sedangkan HIV-2 memiliki predominansi di daerah Afrika Barat. Dibandingkan infeksi HIV-2, infeksi HIV-1 memiliki risiko transmisi yang lebih tinggi, viral load yang lebih tinggi, dan lebih cepat berprogresi menjadi AIDS.

HIV memiliki 3 gen spesifik yaitu gag, pol, dan env yang secara berurutan mengkodekan antigen, polimerase, dan kapsul virus. Secara genetik, HIV-1 dan HIV-2 memiliki kesamaan superfisial, namun masing-masing memiliki gen yang unik dengan proses replikasi yang berbeda. HIV-1 memiliki gen tambahan tat, rev, nef, vif, vpu, dan vpr; sedangkan HIV-2 memiliki gen tambahan tat, rev, nef, vif, vpx, dan vpr.[6]

Transmisi HIV

HIV dapat ditransmisikan secara seksual maupun nonseksual, dan secara vertikal dari ibu ke bayi.[2,3]

Transmisi Seksual

Transmisi seksual terjadi melalui hubungan seksual, baik anal maupun vaginal pada laki-laki seks dengan laki-laki maupun heteroseksual. Seks oral juga dapat berisiko mentransmisikan virus jika ada luka terbuka di genital atau mulut seperti sariawan, gusi berdarah, atau luka genital akibat infeksi menular seksual (IMS).[3]

Transmisi Nonseksual

Transmisi nonseksual terjadi melalui kontak darah yang terinfeksi dengan mukosa, jaringan yang luka, atau injeksi langsung ke aliran darah. HIV dapat bertahan hidup sampai 42 hari di dalam jarum suntik yang telah digunakan.[3]

Transmisi Vertikal

Transmisi vertikal dari ibu ke bayi dapat terjadi intrauterin, intrapartum, atau pasca-natal (saat menyusui). Transmisi intrauterin terjadi melalui penyebaran hematogen melewati plasenta atau ascending infection ke cairan dan membran amnion.

Transmisi intrapartum terjadi melalui kontak mukokutan antara bayi dengan darah ibu, cairan amnion, dan sekret servikovaginal saat melewati jalan lahir. Transmisi intrapartum juga dapat terjadi melalui ascending infection dari serviks serta transfusi fetal maternal saat uterus berkontraksi intrapartum.

Transmisi pasca-natal terutama terjadi pada hari–hari pertama laktasi saat kolostrum diproduksi. Kolostrum dilaporkan memiliki jumlah virus tertinggi dibandingkan produksi air susu ibu (ASI) selanjutnya, meskipun begitu risiko transmisi HIV melalui ASI tetap ada sampai pemberian ASI dihentikan.[3]

Faktor Risiko

Faktor risiko infeksi HIV antara lain:

  • Hubungan seks tanpa proteksi, terutama receptive anal intercourse (risiko transmisi 8 kali lebih tinggi)
  • Pasangan seks berganti-ganti
  • Memiliki riwayat penyakit menular seksual: gonorrhea dan klamidia meningkatkan risiko transmisi HIV sebesar 3 kali lipat. Sifilis meningkatkan risiko transmisi HIV sebesar 7 kali lipat. Herpes genitalis meningkatkan risiko transmisi HIV sebesar 25 kali lipat
  • Penggunaan jarum suntik yang sama bergantian: pengguna narkoba suntik, tindik, atau tato
  • Konsumsi obat terlarang atau alkohol, yang akan menurunkan kemampuan judgment sehingga mempengaruhi perilaku seksual yang berisiko
  • Kontak mukosa dengan darah yang terinfeksi HIV atau luka akibat jarum suntik
  • Bekerja pada lingkungan yang berisiko tertusuk jarum infeksius: pekerja atau tenaga kesehatan
  • Ibu hamil dengan infeksi HIV berisiko mentransmisikan HIV ke janin atau bayi[2,3]

Populasi Kunci

Populasi yang terkonsentrasi pada kelompok-kelompok berisiko tinggi terinfeksi virus HIV (populasi kunci) di Indonesia adalah sebagai berikut.

  • Laki-laki seks dengan laki-laki (LSL)
  • Pengguna narkoba suntik
  • Waria
  • Pekerja seks
  • Pelanggan atau pasangan seks dari pekerja seks
  • Warga binaan pemasyarakatan[7,10]

 

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Abi Noya

Referensi

2. World Health Organization. HIV/AIDS. 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids
3. Centers for Disease Control and Prevention. HIV. 2021. https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html
6. Gilroy SA. HIV infection and AIDS. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/211316-overview#showall
7. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV,. 2019 https://siha.kemkes.go.id/portal/files_upload/PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. 2017. https://siha.kemkes.go.id/portal/files_upload/BUKU_3_PENGENDALIAN_HIV_COLOR_A5_15x21_cm.pdf
11. Vidya Vijayan KK, Karthigeyan KP, Tripathi SP, Hanna LE. Pathophysiology of CD4+ T-Cell Depletion in HIV-1 and HIV-2 Infections. Front Immunol. 2017. 8:580. doi: 10.3389/fimmu.2017.00580

Patofisiologi HIV
Epidemiologi HIV

Artikel Terkait

  • Penanganan TB-HIV
    Penanganan TB-HIV
  • Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
    Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam
  • Rekomendasi Pemeriksaan HIV Menurut WHO
    Rekomendasi Pemeriksaan HIV Menurut WHO

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Maret 2025, 09:44
Hasil Anti HIV Non reaktif pasca berhubungan seks 4 bulan sebelumnya
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Izin bertanya dok, apakag Hasil Anti HIV Non reaktif Pasca berhubungan seks 4 Bulan sebelumnya Sudah Akurat ? Dan apakah pemeriksaan anti HIV di...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 11:11
Efektivitas tatalaksana candidiasis oral pasien HIV
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter mau tanya. Pasien hiv dgn candidiasis oral lebih efektif mana pake obat nistatin tab atau nistatin suspensi yaa ts ? Mohon pencerahannya
dr. Lucy Novita Sari
Dibalas 04 Maret 2025, 23:00
Profilaksis HIV pada dewasa
Oleh: dr. Lucy Novita Sari
4 Balasan
Alo Dok. Izin bertanya.Kemaren saya sempat dapat pasien b20 di fktp.profilaksis pada psien dewasa dengan bb 50 kg, adalah cotrimoksazol dgn dosis 960 mg ya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.