Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Cannabis Use Disorder general_alomedika 2022-11-07T14:14:43+07:00 2022-11-07T14:14:43+07:00
Cannabis Use Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Cannabis Use Disorder

Oleh :
dr. Diana Atmaja
Share To Social Media:

Diagnosis cannabis use disorder atau penyalahgunaan ganja ditegakkan berdasarkan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 5 (DSM 5). Manifestasi klinis yang terjadi pada pengguna kanabis berbeda tergantung pada lama penggunaannya. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan urine dan darah untuk menentukan zat yang digunakan oleh pasien.[4]

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis penyalahgunaan ganja berbeda antara penggunaan akut dan kronis. Selain itu, terdapat gejala dan tanda fase withdrawal (penarikan), saat pasien menghentikan penggunaan ganja.

Penggunaan Akut

Penggunaan akut ganja dapat menyebabkan intoksikasi dan overdosis. Perubahan klinis yang dapat ditemukan pada pasien meliputi perubahan fisiologis, perilaku, dan psikologis.

Perubahan secara psikologis dan perilaku berupa gejala euforia, tertawa berlebih, peningkatan nafsu makan, dan kesulitan untuk berkonsentrasi. Pasien juga dapat mengalami flight of ideas dan asosiasi longgar. Pada beberapa kasus, pasien dapat mengalami waham serta halusinasi.

Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan konjungtiva hiperemis, peningkatan nafsu makan, mulut kering, peningkatan tekanan darah, dan takikardia. Peningkatan nadi terjadi sebesar 25‒30% dengan onset beberapa menit hingga 25 menit, efek ini dapat bertahan hingga 3 jam.[17,18]

Penggunaan Kronis

Perubahan psikologis yang terjadi pada pengguna kronis berbeda dengan penggunaan akut. Pada penggunaan kronis, pengguna cenderung memiliki mood depresi, yaitu apatis, kehilangan motivasi, iritabilitas, kehilangan keinginan untuk beraktivitas, kesulitan untuk berkonsentrasi, dan penarikan sosial.[7,17,18]

Gejala Withdrawal

Pada cannabis use disorder kronis, dapat dijumpai fase withdrawal (gejala penarikan) yang muncul 1‒2 hari setelah penghentian ganja, dan dapat bertahan hingga 7‒14 hari. Gejala yang paling sering pada cannabis withdrawal termasuk iritabilitas, ansietas, penurunan nafsu makan, dan gangguan tidur. Selain itu, bisa terdapat episode rekuren mual muntah, yang sering disertai dengan nyeri abdomen, yang dikenal sebagai cannabinoid hyperemesis syndrome. Gejala ini akan mereda ketika ganja dikonsumsi kembali.[17-19]

Diagnosis Banding

Terdapat beberapa diagnosa banding pada kasus cannabis use disorder, terutama gangguan kejiwaan lainnya. Diagnosis banding utama yang harus disingkirkan terlebih dulu adalah gangguan mental organik, misalnya akibat delirium. Terdapat beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk mendiagnosis delirium, misalnya menggunakan confusion assessment method atau delirium symptom interview.

Beberapa kasus kelainan psikiatri dan penggunaan zat lain juga merupakan diagnosa banding penyalahgunaan ganja, misalnya:

  • Serangan panik

  • Depresi
  • Intoksikasi benzodiazepin pada benzodiazepine use disorder

  • Gejala withdrawal alcohol use disorder

  • Amphetamine use disorder

Untuk membedakannya, dilakukan anamnesis yang komprehensif serta pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan urine dan darah yang dapat menentukan zat-zat yang digunakan oleh pasien.[17]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan urine dan pemeriksaan darah, tetapi pemeriksaan ini sangat dipengaruhi oleh jarak antara waktu pengambilan sampel dengan waktu pemeriksaan.

Pemeriksaan Urine

Pemeriksaan urine untuk penyalahgunaan ganja dan zat lainnya telah umum pada beberapa tempat, seperti program pengobatan dan penempatan tenaga kerja. Kanabis dan metabolitnya dapat dideteksi di urine pada nilai cut off 100 ng/mL pada 48‒72 jam setelah efek psikologis menurun.[7,8]

Metabolit kanabinoid adalah larut lemak, menetap di cairan tubuh dalam periode yang agak lama, dan diekskresikan secara perlahan. Uji saring untuk kanabinoid pada individu yang menggunakan dapat memberikan hasil positif selama 7‒10 hari, dan pada pengguna kanabis berat dapat memberikan nilai positif 2‒4 minggu.[7,8]

Pemeriksaan Darah

Pada pemeriksaan darah dapat diketahui kadar level kanabinoid di dalam darah. Kadar kanabinoid di dalam darah dapat bertahan hingga 6 jam, tetapi pada pengguna berat dapat bertahan hingga 24 jam.[7,8]

Kriteria Diagnosis untuk Cannabis Use Disorder

Diagnosis cannabis use disorder ditegakkan berdasarkan kriteria American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke-5 (DSM-5), yaitu jika terdapat setidaknya 2 dari 11 gejala dalam 12 bulan terakhir. Gejala tersebut adalah:

  1. Sengaja menggunakan ganja dalam jumlah lebih besar atau dalam waktu yang lebih lama dari yang dibutuhkan
  2. Ada rasa ingin mengonsumsi terus-menerus yang persisten, tidak dapat dikendalikan atau dikurangi
  3. Menghabiskan waktu berlebihan untuk mendapatkan, mengonsumsi, atau pulih dari pengaruh ganja
  4. Keinginan yang besar untuk mengonsumsi ganja terus-menerus
  5. Penggunaan ganja yang rekuren, menyebabkan ketidakmampuan untuk memenuhi tanggung jawab pekerjaan, rumah, dan sekolah
  6. Terus-menerus menggunakan ganja walau menyebabkan gangguan dalam hubungan sosial dan interpersonal
  7. Partisipasi dalam aktivitas rekreasional, sosial, dan okupasional yang penting menjadi berkurang akibat penggunaan ganja
  8. Penggunaan ganja rekuren dalam situasi yang membahayakan fisik
  9. Terus menggunakan ganja walau menyadari adanya gangguan fisik atau psikologis yang disebabkan oleh efek ganja
  10. Terjadi toleransi, yang ditandai oleh salah satu dari:

  • Kebutuhan yang secara jelas meningkat untuk mendapatkan efek yang diharapkan atau intoksikasi
  • Efek yang secara jelas berkurang apabila ganja digunakan dalam dosis yang sama dengan sebelumnya secara kontinu

  1. Terjadi withdrawal atau putus obat, ditandai oleh salah satu dari:

  • Gejala khas sindrom putus obat ganja
  • Obat yang sama atau mirip dibutuhkan untuk menghilangkan gejala putus obat

Tanda dan gejala withdrawal pada cannabis use disorder mungkin tidak sejelas pada substance use disorder lainnya.[4]

Tingkat Keparahan Cannabis Use Disorder

Berdasarkan jumlah gejala yang ditemui, tingkat keparahan cannabis use disorder adalah:

  • Ringan: 2‒3 gejala
  • Sedang: 4‒5 gejala
  • Berat: >6 gejala[4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

4. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), American Psychiatric Association, Arlington, VA 2013
7. Infodatin. Pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI. 2017
8. New South Wales Ministry of Health. Mental Health, alcohol and other drugs directorate. Australia. 2012 : 54
17. Genen L. Cannabis- related disorder. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/286661-overview
18. Karila L, Roux P, et al. acute and long-term effects of cannabis use : a review. Current pharmaceutical design. 2014 ; 20: 4112-4118
19. Oleson EB, Cheer JF. A brain on cannabinoids : the role of dopamine release in reward seeking. Cold Spring Harb Perspect Med. 2012; 2: 1-14

Epidemiologi Cannabis Use Disorder
Penatalaksanaan Cannabis Use Dis...

Artikel Terkait

  • Deteksi dan Manajemen Dini Substance Use Disorder oleh Dokter Layanan Primer
    Deteksi dan Manajemen Dini Substance Use Disorder oleh Dokter Layanan Primer
  • Risiko Menggunakan Kannabinoid Sintetik
    Risiko Menggunakan Kannabinoid Sintetik
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 19:30
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.